Perhatikan! Ini Penanganan Pertama Saat Digigit Ular Berbisa

Selasa, 02/09/2014 19:18 WIB

Fenomena Ular Urban

Elza Astari Retaduari - detikNews

Halaman 1 dari 2

Jakarta - Jika tergigit ular biasanya rasa panik akan memenuhi kepala karena khawatir ada bisa beracun dari gigitan reptil itu. Yayasan Sioux Ular Indonesia membagi tips bagaimana cara yang benar dalam penanganan gigitan ular.

"Yang penting korbannya ditenangkan dulu. Ketika korbannya itu panik, detak jantung semakin cepat. Aliran darah juga jadi akan makin cepat, itu nanti mempercepat penyebaran bisa ke seluruh tubuh," ujar instruktur Sioux bernama Tyo di shelter Sioux, Jl Pintara Raya, Depok, Jabar, Selasa (2/9/2014).

Setelah korban ditenangkan, pihak yang membantu penanganan harus mengidentifikasi jenis ular yang menggigit. Untuk mengetahui ular itu berbisa atau tidak bisa dilihat dari bekas gigitan. Jikar bentuk gigitan seperti tapal kuda atau dengan titik-titik luka yang banyak, itu artinya ular tidak berbisa.

"Kalau berbisa bekas gigitannya cuma 2 karena ular yang berbisa itu taringnya hanya 2 dan di atas. Nggak boleh diminumin alkohol, kopi dan sejenisnya karena akan mempercepat detak jantung. Kalau sudah sampai organ dalam maka akan susah ditangani untuk jenis yang berbisa tinggi," jelas Tyo.

Setelah itu, korban bisa dipakaikan perban di tangan atau bagian tubuh yang terkena gigitan. Fungsinya, dikatakan Tyo, untuk menghambat laju bisa. Jika digigit oleh ular berbisa, semakin cepat penanganannya semakin bagus. Bisa sedapat mungkin harus segera dikeluarkan.

"Pakai pisau bedah atau pisau apapun bisa asal steril dan tajam agar tidak menyiksa. Disayat atau buat luka baru untuk mengeluarkan darah yang sudah terkontaminasi dengan bisa. Darah yang mengandung bisa warnanya gelap atau merah tua. Keluarkan terus sampai darah yang keluar sudah cerah kembali. Itu artinya bisa sudah keluar," kata Tyo.

"Kami tidak menyarankan diisap dengan mulut karena beberapa bisa ular seperti dalam kobra sifatnya nggak cuma Neurotoxin tapi juga Haemotoxin yang menyerang darah. Jika di dalam mulut ada luka misalnya gusi luka bisa lebih parah. Sama saja kita memindahkan bisa itu tadi. Justru lebih cepat nyerangnya karena mulut kan dekat otak," tambah host salah satu program TV survival itu.Next

Halaman 1 2

Akhiri hari anda dengan menyimak beragam informasi penting dan menarik sepanjang hari ini, di "Reportase Malam" pukul 01.30 WIB, hanya di Trans TV

(ear/vid)


Foto Video Terkait


This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Elza Astari Retaduari 02 Sep, 2014


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656083/s/3e126110/l/0Lnews0Bdetik0N0Cread0C20A140C0A90C0A20C1918310C2679460A0C10A0Cperhatikan0Eini0Epenanganan0Epertama0Esaat0Edigigit0Eular0Eberbisa/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
LihatTutupKomentar