Ini Penjelasan Kemenkes Soal Penyakit Ebola yang Menyebar di Afrika

Jakarta - Penyakit Ebola saat ini menghantui penduduk di berbagai negara Afrika. Penyakit ini menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat karena berpotensi menyebar dan memiliki angka kematian yang tinggi sehingga meskipun belum ada kasus di Indonesia, masyarakat diimbau tetap memperhatikan penjelasan dari Kemenkes.

"Sejak beberapa waktu ini, beberapa negara Afrika menghadapi masalah besar penyakit Ebola. Sejak pertama timbul maka memang masalah besar penyakit mematikan ini terjadi di Afrika, dan belum pernah ada masalah berarti pada manusia di luar Afrika, tentu juga belum ada di Asia dan belum ada di Indonesia. Tentu kita terus mengamati bagaimana perkembangan epidemiologi penyakit ini di dunia," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/7/2014).

Penyakit virus Ebola (EVD) adalah demam berdarah viral dan merupakan salah satu penyakit akibat virus yang paling mematikan bagi manusia. Ebola virus pertama kali muncul pada tahun 1976 dan memiliki salah satu tingkat fatalitas kasus tertinggi dari virus patogen manusia yaitu sekitar 90%. Virus Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan jaringan orang yang terinfeksi. Penularan virus Ebola juga telah terjadi pada hewan liar yang terinfeksi sakit atau mati (simpanse, gorila, monyet, antelop hutan, kelelawar buah).

"Kasus EVD dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat karena berpotensi menyebar dan memiliki angka kematian yang tinggi, yaitu dapat mencapai 90%. Kejadian luar biasa EVD merupakan peristiwa yang jarang terjadi dan demam berdarah virus menjadi salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian khusus dalam IHR (2005)," jelas Tjandra.

Periode inkubasinya dapat berkisar dari 2 sampai 21 hari tetapi umumnya 5-10 hari. Awal gejala termasuk demam tinggi, sakit kepala parah, sakit perut, kelemahan parah, kelelahan, sakit tenggorokan, mual, pusing, internal dan eksternal pendarahan. Gejala-gejala awal ini bisa mirip dengan malaria, demam tipus, disentri, influenza, atau berbagai infeksi bakteri lain.

Tjandra menambahkan bahwa Ebola lalu dapat menyebabkan gejala yang lebih serius, seperti diare, kotoran berdarah atau gelap, muntah darah, mata merah, distension dan pendarahan arteriola sclerotic, petechia, penyakit ruam dan purpura. Gejala lain, sekunder termasuk hipotensi, hypovolemia dan tachycardia. Interior pendarahan yang disebabkan oleh reaksi antara virus dan platelet yang memproduksi bahan kimia yang akan dipotong sel-ukuran lubang dinding kapiler.

"Kadang-kadang terjadi internal dan eksternal pendarahan dari lubang, seperti hidung dan mulut, juga dapat terjadi, juga dari luka-luka yang sembuh belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti jarum-lubang situs. Ebola virus dapat mempengaruhi tingkat sel darah putih dan platelet, mengganggu pembekuan darah," tutur pria bergelar professor ini.

Tjandra mengungkapkan bahwa penguatan, pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan menjadi intervensi prioritas. Selain itu,upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan diri untuk mencegah penyebaran virus, termasuk cuci tangan, cara merawat orang sakit secara aman di masyarakat, pemakaian alat pelindung diri saat bersentuhan dengan benda yang berpotensi terkontaminasi darah dan cairan tubuh orang sakit atau saat melakukan pembersihan lingkungan dan disinfeksi, serta cara pemakaman yang aman.

"Situasi ini adalah situasi yang dapat berubah dengan cepat. Jumlah kasus dan kematian yang dilaporkan, jumlah kontak yang berada di bawah pengawasan medis dan jumlah hasil laboratorium dapat berubah dipengaruhi oleh kegiatan surveilans ketat, pelacakan kontak, dan pemeriksaan laboratorium yang sedang berlangsung," tutup Tjandra.


Ikuti berbagai berita menarik hari ini di program "Reportase" TRANS TV yang tayang Senin sampai Jumat pukul 12.45 WIB

(imk/rvk)


Foto Video Terkait

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Indah Mutiara Kami 05 Jul, 2014


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656083/s/3c311f8a/l/0Lnews0Bdetik0N0Cread0C20A140C0A70C0A50C0A945370C26285940C10A0Cini0Epenjelasan0Ekemenkes0Esoal0Epenyakit0Eebola0Eyang0Emenyebar0Edi0Eafrika/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
LihatTutupKomentar