"Harusnya minggu depan sudah bisa," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2014).
"ERP kita masih uji coba terus karena kan kita harus tes alatnya, bisa atau tidak membaca pelat kendaraan dengan tepat," ungkap Ahok.
Mesin ERP yang dipasang itu tidak jauh dari Mal Setia Budi. Perusahaan yang digandeng dalam uji coba tahap kedua ini adalah Q-Free, perusahaan asal Norwegia. Sebelumnya, pada tahap pertama, Pemprov DKI Jakarta menggandeng perusahaan Kapsch asal Swedia untuk uji coba sistem jalan berbayar di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.
Lebih lanjut, menurut Ahok, sistem ERP yang sudah dilakukan pada tahap pertama sudah mulai menunjukkan hasil yang baik. Pada awalnya, teknologi tersebut sempat bermasalah dalam mendeteksi pelat nomor yang dimodifikasi.
"Uji coba ini sama halnya dengan parkir meter jadi pasang dua alat. Ini bukan bicara soal uang tapi mengontrol volume kendaraan. ERP dan parkir adalah cara untuk mengontrol jumlah kendaraan yang lewat," jelas Ahok.
"Kita sih prinsipnya di jalur ERP itu ada bus tingkat gratis tiap 10 menit. Itu kompensasi kita berikan. Ini ERP kan kita bukan mau uangnya. Parkir meter juga bukan mau uangnya sebetulnya tapi membatasi kamu bawa mobil," pungkas Ahok.
Ikuti berbagai peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di "Reportase" TRANS TV Senin - Jumat pukul 16.45 WIB
(ros/aan)
Foto Video Terkait
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Ropesta Sitorus 25 Sep, 2014
-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656083/s/3ecf055a/l/0Lnews0Bdetik0N0Cread0C20A140C0A90C250C1449370C270A11130C10A0Cahok0Eerp0Edi0Ekuningan0Ediuji0Ecoba0Eakhir0Eseptember/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
