Jumat, 04/07/2014 14:41 WIB
Halaman 1 dari 3
"Kita kolaborasi antara peneliti Indonesia, saya, dengan peneliti dari Louisiana State University Amerika Serikat dan peneliti dari Museum Victoria Australia," kata peneliti LIPI Anang Achmadi.
Anang menceritakan kisah perjalanannya menemukan tikus air yang diklasifikasikan sebagai genus baru dengan nama Waiomys mamasae di kantornya, Jl Raya Bogor KM 46, Cibinong, Jawa Barat, Jumat (4/7/2014).
Dengan bendera tim mamalia, tiga peneliti ini memulai perjalanan ke dataran tinggi di Sulawesi pada 2010 lalu. Sasarannya hutan perawan di atas ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut.
"Kita bekerja dari 2010, spesifik mempelajari jenis tikus di Indonesia dan sebaran juga tingkat evolusinya. Lokasi di Sulawesi sudah didatangi semua, terakhir di Gorontalo," kata Anang.
Mereka memilih hutan di ketinggian karena struktur hutannya masih sangat alami. Kemudian penelitian terkait mamalia pengerat ini terakhir dilakukan di Indonesia beberapa dekade yang lalu, alhasil tim mamalia ini dibentuk dengan dana dari sponsor.
"Terakhir tahun 1978 dan hanya berlangsung selama 3 tahun. Tapi hanya terkonsentrasi di Palu dan sekitarnya," ujar Anang.Next
foto: LIPI
Ikuti sejumlah peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di "Reportase" TRANS TV Senin - Jumat pukul 12.45 WIB
(vid/ndr)
Foto Terkait
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Prins David Saut 04 Jul, 2014
-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656083/s/3c2a3c22/l/0Lnews0Bdetik0N0Cread0C20A140C0A70C0A40C144140A0C26279510C10A0Ckisah0Epeneliti0Eindonesia0Etemukan0Etikus0Eair0Ejenis0Ebaru0Edi0Ehutan0Eperawan0Esulbar/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
